Dinasti Islam muncul setelah masa al-Khulafa
ar_Rasyidun berakhir. Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan bersamaan
dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa dinasti Islam yang pernah
berkuasa di dunia :
» Dinasti UMAYAH ----- 40 H/661 M - 132 H/750 M
» Dinasti ABBASIYAH ----- 132/750 M - 656 H/1258
M
» Dinasti IDRISIYAH ----- 172 H/789 M - 314 H/926
M
» Dinasti AGHLABIYAH ----- 184 H/800 M - 296
H/909 M
» Dinasti SAMANIYAH ----- 203 H/819 M - 395
H/1005 M
» Dinasti SAFARIYAH ----- 253 H/867 M - 900/1495
M
» Dinasti TULUN ----- 254 H/868 M - 292 H/905 M
» Dinasti HAMDANIYAH ----- 292 H/905 M - 394
H/1004 M
» Dinasti FATIMIYAH ----- 296 H/909 M - 566
H/1171 M
» Dinasti BUWAIHI ----- 33 H/945M - 447 H/1055M
» Dinasti SELJUK ----- 469 H/1077 M - 706 H/1307
M
» Dinasti AYUBIYAH ----- 569 H/1174 M - 650
H/1252 M
» Dinasti DELHI ----- 602 H/1206 M - 962 H/1555 M
» Dinasti MAMLUK MESIR ----- 648 H/1250 M - 923
H/1517 M
» Dinasti MUGHAL ----- 931 H/1525 M - 1275 H/1858
M
» Dinasti USMANI/OTTOMAN ----- 699 H/1300 M -
1341 H/1922 M
UMAYAH (40 H/661 M - 132 H/750 M)
Wilayah kekuasaan dinasti ini meliputi daerah
Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Dinasti Umayah berasal dari keturunan
Umayah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy terpandang.
Dinasti Umayah muncul setelah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M) meninggal.
Mu'awiyah, keturunan Bani Umayah dari keluarga Harb, meneruskan kekuasaan
dengan mendirikan Dinasti Umayah. Dinasti Umayah terbagi menjadi dua periode
kekuasaan yaitu Umayah Damascus (Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol). Kejayaan
Dinasti Umayah Damascus terdapai pada masa Khalifah al-Walid. Berakhirnya
Dinasti Umayah Damascus terjadi ketika Marwan II dibunuh tentara Abbasiyah pada
132 H/750 M. Selanjutnya Abdurrahman (cucu Hisyam) meloloskan diri ke Spanyol
dan mendirikan Dinasti Umayah Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba mengalami
kejayaan pada masa Abdurrahman III dan al-Hakam II. Peninggalan Dinasti Umayah
Damascus berupa Katedral St. John di Damascus yang diubah menjadi masjid,
Katedral di Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja dan tempat istirahat
di padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun peninggalan Dinasti
Umayah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
ABBASIYAH (132/750 M - 656 H/1258 M)
Dinasti ini mempunyai wilayah kekuasan yang
meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arabia, Uzbekistan dan Mesir bagian timur. Pendiri
dinasti sekaligus khalifah pertama adalah Abu Abbas as-Saffah. Kekuasaan
Dinasti Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu periode awal 132 H/750
M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M), periode Buwaihi
(333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M).
Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan yang berubah-ubah
seusuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa. Dinasti Abbasiyah
mengalami jaman keemasan ketika dipimpin oleh as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi,
Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim dan al-Wasiq.
kekuasaan Abbasiyah melemah dengan adanya pertentangan dan pemberontakan dari
dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum (Romawi Timur) dan
orang Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol di bawah pimpinan
Hulagu Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad. Peninggalan Dinasti
Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu lembaga pusat kajian
keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan Masjid al-Mutawakkil
yang mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
IDRISIYAH (172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah kekuasaannya adalah Magribi (Maroko).
Dinasti ini didirikan oleh Idris I bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi
Thalib, dan merupakan dinasti pertama yang beraliran Syiah, terutama di Maroko
dan Afrika Utara. Sultan Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309
H/922 M) yang berhasil merestorasi Volubilis, kota Romawi, menjadi kota Fez.
Dinasti Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama Islam ke
bangsa Berber dan penduduk asli. Dinasti ini runtuh setelah ditaklukkan oleh
Dinasti Fatimiyah pada 374 H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara lain meninggalkan
Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada 244 H/859 M.
AGHLABIYAH (184 H/800 M - 296 H/909 M)
Pusat pemerintahannya terletak di Qairawan,
Tunisia. Wilayah kekuasaan Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara.
Pemimpin pertama dinasti ini adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang panglima
dari Khurasan Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa
Arab serta menjadikan Islam agama mayoritas. Dinasti ini berhasil menduduki
Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan pesisir
Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berkahir setelah ditaklukan oleh
Dinasti Fatimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain adalah Masjid Raya
Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
SAMANIYAH (203 H/819 M - 395 H/1005 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Samaniyah meliputi
daerah Khurasan (Irak) dab Transoksania (Uzbekistan) yang terletak di sebelah
timur Baghdad. Ibukotanya adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah didirikan oleh
Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan
Utara). Puncak kejayaan tercapai pada masa pemerintaha Isma'il II al-Muntasir,
khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan wilayahnya dari
serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti Samaniyah berakhir
setelah Isma'il II terbunuh pada 395 H/1005 M. Peninggalan Dinasti Samaniyah
berupaa Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari, seorang ilmuwan muslim.
SAFARIYAH (253 H/867 M - 900/1495 M)
Dinasti Safariyah merupakan sebuah dinasti Islam
yang paling lama berkuasa di dunia. Wilayah kekuasaan Dinasti Safariyah
meliputi kawasan Sijistan, Iran. Pendiri dinasti ini adalah Ya'qub bin Lais
as-Saffar, seorang pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi Sistan (Iran).
Dinasti Safariyah di bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil melebarkan wilayah
kekuasaanya sampai Afghanistan Timur. Pada masa itulah kekuasaan Dinasti
Safariyah mencapi puncaknya. Dinasti ini semakin melemah karena pemberontakan
dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya Dinasti Ghaznawi mengambil alih
kekuasaan Dinasti Safariyah. Setelah penguasa terakhir Dinasti Safariyah,
Khalaf, meninggal dunia, berakhir pula kekuasaan Dinasti Safariyah di Sijistan.
TULUN (254 H/868 M - 292 H/905 M)
Dinasti Tulun adalah sebuah dinasti Islam yang
masa pemerintahannya paling cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti Tulun
meliputi Mesir dan Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin Tulun, putra seorang
Turki yang diutus oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan) emmbawa upeti ke
Abbasiyah. Dinasti Tulun yang memerintah sampai 38 tahun berakhir ketika dikalahkan
oleh pasukan Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban bin Tulun terbunuh.
HAMDANIYAH (292 H/905 M - 394 H/1004 M)
Wilayah kekuasaanya meliputi Aleppo (Suriah) dan
Mosul (Irak). Nama dinasti ini dinisbahkan kepada pendirinya, Hamdan bin Hamdun
yang bergelar Abul Haija'. Dinasti Hamdaniyah di Mosul dipimpin oleh Hasan yang
menggantikan ayahnya, Abu al-Haija;. Kepemimpinan Hasan mendapat pengakuan dari
pemerintah Baghdad. Dinasti Hamdaniyah di Aleppo didirikan oleh Ali
Saifuddawlah, suadara dari penguasa Hamdaniyah Mosul. Ali Saifuddawlah merebut
Aleppo dari Dinasti Ikhsyidiyah. Dinasti Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo
berakhir ketika para pemimpin meninggal.
FATIMIYAH (296 H/909 M - 566 H/1171 M)
Wilayah kekuasaannya meliputi Afrika Utara, Mesir
dan Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh melemahnya
Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti Fatimiyah yang lepas
dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak kejayaan pada masa
kepemimpinan al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada masa Dinasti
Fatimiyah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid al-Azhar. Masjid ini
berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan.Dinasti Fatimiyah
berakhis setelah al-Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh sakit.
Salahudin Yusub al-Ayyubi, wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan kesempatan
tersebut dengan mengakui kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi. Peninggalan
dinasti ini meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang terkenal dengan
Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan Masjid al-Akmar di
Cairo, Mesir.
BUWAIHI (33 H/945M - 447 H/1055M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi meliputi Irak
dan Iran. Dinasti ini dibangun oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin Buwaihi,
Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi dapat
dibagi dua periode. Periode pertama merupakan periode pertumbuhan dan
konsolidasi sedangkan periode kedua daalh periode defensi, khususnya di wilayah
Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat ketika
Dinasti Abbasiyah di Baghdad mulai melemah. Dinasti Buwaihi mengalami
kemunduran dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk. Peninggalan
dinasti ini antara lain berupa observatorium di Baghdad dan sejumlah perpustakaan
di Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
SELJUK (469 H/1077 M - 706 H/1307 M
Wilayah kekuasaannya meliputi Irak, Iran, Kirman
dan Suriah. Dinasti Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu Seljuk Iran, Seljuk
Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah. Dinasti Seljuk
didirikan oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari Turkestan. Akan
tetapi tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang sebenarnya
adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti Seljuk dan mendapat
pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah setelah para
pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain. Peninggalan dinasti
ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki Selatan, yang merupakan
pangkalan pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di Isfahan, Iran.
AYUBIYAH (569 H/1174 M - 650 H/1252 M)
Pusat pemerintahan Dinasti Ayubiyah adalah Cairo,
Mesir. Wilayah kekuasaannya meliputi kawasan Mesir, Suriah dan Yaman. Dinasti
Ayubiyah didirikan Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah menaklukan khalifah
terakhir Dinasti Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil menaklukan daerah Islam
lainnya dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai panglima perang, Salahudin
juga mendorong kemajuan di bidang agama dan pendidikan. Berakhirnya masa
pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya Malik al-Asyraf
Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk. Peninggalan
Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
MAMLUK MESIR (648 H/1250 M - 923 H/1517 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk Mesir dan
Suriah. Dinasti Mamluk berasal dari golongan hamba yang dimiliki oleh para
sultan dan amir, yang dididik secara militer oleh tuan mereka. Dinasti Mamluk
yang memerintah di Mesir dibagi dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji. Sultan
pertama Dinasti Mamluk Bahri adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk Bahri
yang terkenal antara lain adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir Muhammad bin
Qalawun. Baybars adalah sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil membangun pemerintahan
yang kuat dan berkuasa selama 17 tahun. Dinasti Mamluk Burji kemudian mengambil
alih pemerintahan dengan menggulingkan sultan Mamluk Bahri terakhir, as-Salih
Hajii bin Sya'ban. Sultan pertama penguasa Dinasti Mamluk Burji adalah Barquq
(784 H/1382 M-801 H/1399 M). Dinasti Mamluk Mesir memberikan sumbangan besar
bagi sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok Nasrani Eropa yang menyerang
Syam (Suriah). Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir berhasil mengalahkan bangsa
Mongol, merebut dan mengIslamkan Kerajaan Nubia (Ethiopia), serta menguasai
Pulau Cyprus dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir berakhir setelah al-Asyras Tuman
Bai, sultan terakhir, dihukum gantung oleh pasukan Usmani Turki. Peninggalan
Dinasti Mamluk antara lain berupa Masjid Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid
Sultan Hassan di Cairo.
MUGHAL (931 H/1525 M - 1275 H/1858 M)
Wilayah kekuasaan dinasti ini terletak di India.
Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, putra pertama Umar
Syeikh Mirza, seorang penguasa Fargana di Turkistan (Transoksania). Dinasti
Mughal dimulai ketika Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan Dinasti Lody di
Delhi. Dinasti Mughal menyebabkan terpusatnya daerah di India yang semula oleh
gubernur, serta meluasnya politik Islam di wilayah India. Dinasti Mughal sangat
memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Dinasti Mughal mendirikan khanqah (pesantren), yang merupakan
pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal juga memperhatikan
pengembangan peradaban, terutama di bidang seni lukis, seni musik dan seni
bangunan. Hal ini antara lain terlihat dari peninggalannya berupa Istana Hawa
Mahal di Jaipur, red Fort (Benteng Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra dan Masjid
Badsyahi di Lahore. Dinasti ini runtuh setelah Inggris mulai menancapkan
kekuasaanya di India. Bahadur II, sultan terakhir, diusir dari istananya oleh
penguasa Inggris.
USMANI/OTTOMAN (699 H/1300 M - 1341 H/1922 M)
Dinasti yang pusat pemerintahannya di Istanbul,
Turki, ini mempunyai wilayah kekuasaan paling luas. Wilayahnya meliputi
sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Usmani merupakan satu di antara tiga
dinasti Islam yang besar pada abad Pertengahan, selain Dinasti Safawi di Persia
(Iran) dan Dinasti Mughal di India. Dalam sejarah Islam, periode itu disebut
juga Masa Tiga Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi negara besar setelah
berhasil menaklukan Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa lebih dari 6 abad.
Dinasti ini didirikan oleh Usman, putra seorang pemimpin suku Kayi yang bernama
Artogrol. Dinasti Usmani berhasil menyebarkan Islam sampai ke daratan Eropa.
Puncak kejayaan dinasti ini tercapai pada masa pemerintahan Sulaiman I (The
Great, The Magnificent, al-Qanuni). Dinasti Usmani kemudian semakin melemah
akibat pemberontakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa. Pada
perkembangan selanjutnya, Dinasti Usmani mengalami masa modernisasi
(1839-1924), yang ditandai dengan pembaruan di bidang politik, administrasi dan
kebudayaan. Dinasti Usmani berakhir dan berganti menjadi negara modern yang
berbentuk republik yang sekuler pada 1924. Pendirian republik Turki dipelopori
oleh Mustafa Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham nasionalisme dan
menghapuskan kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti Usmani, antara
lain Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub al-Ansari dan Masjid
Aya Sofia di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah gereja.
Urutan Lengkap Khalifah dalam Sejarah Islam
Kaum muslimin mengetahui bahawa khalifah pertama
dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi majoriti kaum muslimin
saat ini, tidak mengetahui bahwa Sultan ‘Abdul Majid II adalah khalifah
terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah
Islamiyyah akibat pemerintahan Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem
kilafah dan meruntuhnya Dinasti ‘Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada tanggal
27 Rajab 1342 H.
Dalam sejarah kaum muslimin hingga hari ini,
pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104
khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur
raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti
‘Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11
orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke Kaherah, yang
dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani
‘Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat Islam masih mengetahui
nama-nama para khulafaur rasyidin jika dibandingkan dengan yang lain. Walaupun
begitu, mereka juga tidak lupa dengan Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-’Aziz, Harun
al-rasyid, Sultan ‘Abdul Majid, serta khalifah-khalifah yang masyur dikenal
dalam sejarah.
khulafaur Rasyidin
Adapun nama-nama para khalifah pada masa
khulafaur Rasyidin sebagai berikut:
1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634
M)
2.’Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644
M)
3.’Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)
Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani
Umayyah selama lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu’awiyyah.
Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam.
Masa kekuasaan mereka sebagai berikut :
Dari Bani Umayyah
01.Mu’awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64
H/661-680 M)
02.Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
03.Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
04.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
05.’Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705
M)
06.Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715
M)
07.Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99
H/715-717 M)
08.’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720
M)
09.Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106
H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743
M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750
M)
Setelah itu sistem khalifah beralih ke tangan
Bani Abas, Bani Buwaih dan Bani Saljuk, diantaranya :
a. Dari Bani ‘Abbas
01.Abul ‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754
M)
02.Abu Ja’far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775
M)
03.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
04.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
05.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
06.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
07.Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
08.Al-Mu’tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842
M)
09.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247
H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862
M)
12.Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279
H/870-892 M)
16.Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932
M)Dari Bani Umayyah
01.Mu’awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64
H/661-680 M)
02.Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
03.Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
04.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
05.’Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705
M)
06.Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715
M)
07.Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99
H/715-717 M)
08.’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720
M)
09.Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106
H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126
H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750
M)
b. Dari Bani Buwaih
19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946
M)
23.Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai’i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa’im Bi Amrillah (tahun 423-468
H/1031-1075 M)
c. Dari Bani Saljuk
27. Al Mu’tadi Biamrillah (tahun 468-487
H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512
H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530
H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136
M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555
H/1136-1160M)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566
H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi’u Biamrillah (tahun 566-576
H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622
H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623
H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640
H/1226-1242 M)
37. Al Mu’tashim Billah ( tahun 640-656
H/1242-1258 M)
Peristiwa tragis di dunia Islam pada abad ke 13 M
atau tahun 1258 M ini yang pernah diramalkan oleh Rasulullah ketika beliau
bermimpi melihat dinding Yakjuj dan Makjuj sudah terbuka. Mimpi nabi akan akhir
jaman ini menjadi kenyataan antara enam hingga tujuh abad kemudian yaitu
keluarnya bangsa Tartar Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan. Setelah itu
kekuasaan bangsa ini diteruskan oleh cucunya yang bernama Hulaghu Khan pada
abad ke-7 Hijriah.
Peristiwa tragis di dunia Islam pada abad ke 13 M
atau tahun 1258 M ini yang pernah diramalkan oleh Rasulullah ketika beliau
bermimpi melihat dinding Yakjuj dan Makjuj sudah terbuka. Mimpi nabi akan akhir
jaman ini menjadi kenyataan antara enam hingga tujuh abad kemudian yaitu
keluarnya bangsa Tartar Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan. Setelah itu
kekuasaan bangsa ini diteruskan oleh cucunya yang bernama Hulaghu Khan pada
abad ke-7 Hijriah.
Dalam inskripsi hadis yang lain, Nabi Muhammad
juga menggambarkan mengenai ciri-ciri fisik Yakjuj dan Makjuj. Mereka adalah
bangsa yang lebar dahinya, bermata sipit, rambuntnya merah menyala, berasal dari
dataran tinggi, dan wajahnya rata seperti dipukuli. Rasulullah pernah
berkhotbah ketika jari beliau dibalut karena disengat kalajengking, beliau
berkata : “Kamu mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu
senantiasa memerangi musuh hingga datanglah Yakjuj dan Makjuj, yang lebar
dahinya, sipit matanya, menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat
dari seluruh tempat yang tinggi , wajahnya seperti dipalu.”
Demikianlah, siapa yang teringat serbuan
besar-besaran bangsa Mongol Tartar atas negeri-negeri kaum Muslimin dan
Nasrani. Mereka merupakan keturunan Yakjuj dan Makjuj pada abad ke-7 H. Mereka
membawa kutukan mereka dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuh
banyak orang, melakukan perampasan dan pencurian. Mungkin, peristiwa itu akan
terjadi lagi menjelang datangnya hari kiamat.
Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun
tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi kerana serangan orang-orang Tartar ke
negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum
muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak berdiam diri, dan berusaha
mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai’ah Al Muntashir dari
Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara
lelaki khalifah Al Mustanshir Billah, pakcik dari khalifah Al Mu’tashim
Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir.
Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang
yaitu :
01. Al Mustanshir billah II (taun 660-661
H/1261-1262 M)
02. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701
H/1262-1302 M)
03. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732
H/1302-1334 M)
04. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354
M)
05. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753
H/1343-1354 M)
06. al Mu’tadlid Billah I (tahun 753-763
H/1354-1364 M)
07. Al Mutawakkil ‘Alallah I (tahun 763-785
H/1363-1386 M)
08. Al Watsir Billah II (tahun 785-788
H/1386-1389 M)
09. Al Mu’tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil ‘Alallah II (tahun 791-808
H/1392-14-9 M)
11. Al Musta’in Billah (tahun 808-815 H/
1409-1426 M)
12. Al Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845
H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854
H/1446-1455 M)
14. Al Qa’im Biamrillah (tahun 754-859
H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884
H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil ‘Alallah (tahun 884-893
H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914
H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil ‘Alallah OV (tahun 914-918
H/1515-1517 M)
Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di
Anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan
pemimpinnya “Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan
berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh
putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al
Mutawakkil “alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan
kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa
sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas
Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
Dari Bani Uthmaniah
01. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
02. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566
M)
03. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
04. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
05. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
06. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
07. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
08. ‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
09. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. “Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. ‘Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. ‘Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861
M)
25. “Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876
M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. ‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909
M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339
H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340
H/1918-1922 M)
30. ‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924
M)
Sekali lagi terjadi dalam sejarah kaum muslimin,
hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh,
bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan
tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi
kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan merosakan kestabilan
di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh)
apapun dalam diri umat, kecuali sebahagian kecil saja.
Jika kaum muslimin pada saat terjadinya serangan
pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada
khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75 tahun
tanpa ada seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak menjajah dunia
Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim berpaling tadah,
seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai persepsi
kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin, sungguh kembalinya
kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak Allah berlaku bagi
ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang cukup lama.
Umat Islam saat ini hendaknya mulai rindu dengan
kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah
Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah “…kemudian akan
tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”. Kami dalam hal ini
tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu, kota Roma
(sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin setelah
dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu pula
daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah Khilafah
Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah
Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. INSYA ALLAH.
Sumber : http://manfaatputih.blogspot.com
No comments:
Post a Comment